Apa itu Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila?
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Projek
adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara
menelaah suatu tema menantang. Projek didesain agar peserta didik dapat
melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta
didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan
produk dan/atau aksi.
Mengapa Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila perlu dilaksanakan?
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil
pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk
belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan, peserta didik memiliki
kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan
iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam
menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
Projek
penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menginspirasi peserta didik
untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya.
Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi
sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang
hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Prinsip-prinsip projek penguatan profil
pelajar Pancasila
1. Holistik, bermakna memandang sesuatu
secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan projek penguatan
profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk
menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal
untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
2. Kontekstual, berkaitan dengan upaya
mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam
keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat
menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan
utama pembelajaran.
3. Berpusat pada peserta didik. pembelajaran mendorong peserta didik untuk
menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara
mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek
profil sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat menjadi fasilitator
pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi
berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
4. Eksploratif, berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.
Manfaat projek penguatan profil pelajar
Pancasila
1. Manfaat
untuk satuan pendidikan
· Menjadikan
satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
· Menjadikan
satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada
lingkungan dan komunitas di sekitarnya
2. Manfaat
untuk pendidik
· Memberi
ruang dan waktu untuk peserta didik
· mengembangkan
kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
· Merencanakan
proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas
3. Manfaat
untuk peserta didik
· Mengembangkan
kompetensi dan memperkuat karakter profil pelajar Pancasila untuk menghadapi
tantangan dunia yang semakin kompleks.
· Mengasah
inisiatif dan partisipasi untuk merencanakan pembelajaran secara aktif dan
berkelanjutan.
· Mengembangkan
keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan projek
pada periode waktu tertentu.
· Melatih
kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
· Memperlihatkan
tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di lingkungan sekitar sebagai salah
satu bentuk hasil belajar.
· Mengasah
daya belajar dan kepemimpinan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Budaya satuan
pendidikan yang harus disiapkan untuk mendukung pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Berpikiran Terbuka. Satuan
pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan,
terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan
untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
Senang Mempelajari Hal Baru. Pada dasarnya perkembangan
setiap individu sebagai seorang pembelajar akan terhenti jika ia tidak lagi
senang mempelajari hal baru.
Kolaboratif. Kegiatan
pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial yang
mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal
yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif. Diharapkan
budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling
mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain.
Peran pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Para pemangku kepentingan yang berperan dalam pelaksanaan
P5 adalah dinas pendidikan, komite sekolah, masyarakat (orang tua), mitra, kepala
sekolah, pendidik dan peserta didik.
Berikut ini diuraikan peran
kepala sekolah, pendidik dan peserta didik yaitu sbb;
1. Kepala
Satuan Pendidikan.
· Membentuk
tim projek dan turut merencanakan projek
· Membentuk
tim projek profil dan turut merencanakan projek profil.
· Mendampingi
jalannya projek profil dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan
secara transparan dan akuntabel.
· Membangun
komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga satuan
pendidikan, dan narasumber pengaya projek profil: masyarakat, komunitas,
universitas, praktisi, dsb.
· Mengembangkan
komunitas praktisi di satuan pendidikan untuk peningkatan kompetensi pendidik
yang berkelanjutan
· Melakukan
coaching secara berkala bagi pendidik 6. Merencanakan, melaksanakan,
merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen projek
profil yang berpusat pada peserta didik.
2. Pendidik
(fasilitator)
· Perencana
projek - Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan
asesmen projek secara berkelanjutan.
· Fasilitator
- Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan
minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan
preferensi peserta didik.
· Pendamping
- Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang
relevan, dan mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang
berkelanjutan.
· Supervisor
dan konsultan - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian
projek, memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik,
dan melakukan asemen performa peserta didik selama projek berlangsung.
· Moderator
- Memandu peserta didik dalam berbagai aktivitas diskusi.
3. Peserta
didik
· Mengasah
komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
· Mengembangkan
kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat
dan kemampuan yang dimiliki.
· Melakukan
refleksi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan
mengoptimalkan kemampuan.
Tema projek penguatan profil pelajar Pancasila
1. Gaya
Hidup Berkelanjutan Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik
jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun
lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap
dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang
terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi
dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
• Jakarta: situasi banjir
• Kalimantan: hutan sebagai paru-paru
dunia
• Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah
organik
2.
Kearifan Lokal Peserta didik membangun rasa
ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal
masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik
mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti
yang ada, konsep dan nilai-nilai di balik kesenian dan tradisi lokal, serta
merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan
mereka. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh
kontekstualisasi tema:
•
Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
•
Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
•
SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa
3.
Bhinneka
Tunggal Ika Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti
kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta
nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif
berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai
stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Tema
ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh
kontekstualisasi tema: Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan
sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya.
4.
Bangunlah Jiwa dan Raganya Peserta didik
membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental,
baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian
dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga
menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan
fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.
Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan
sederajat.
Contoh
kontekstualisasi tema: Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak
di kalangan remaja.
5.
Suara Demokrasi Peserta didik menggunakan
kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran individu
terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini peserta
didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta
tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah
dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh
kontekstualisasi tema: Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat
tertentu untuk memilih kepala desa.
6.
Rekayasa dan Teknologi Peserta didik melatih
daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan
sekitarnya. Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan
menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan
penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini
ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/ MAK, dan sederajat.
Contoh
kontekstualisasi tema: Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan
teknologi untuk menjawab permasalahan di sekitar satuan pendidikan
7.
Kewirausahaan Peserta didik mengidentifikasi
potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan
potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya
kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan
tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem
solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh
integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
sederajat. Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif
dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK.
Contoh kontekstualisasi tema: Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.
Bagaimana Mengembangkan
Modul dan Asesmen P5?
Lihat dalam Panduan Pengembangan P5 dari Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar